Layanan Kesehatan Kampus untuk Siapa?
https://betamillah.blogspot.com/2020/03/layanan-kesehatan-kampus-untuk-siapa.html
Sumber: ifo.org |
Opini oleh Shery
Sebagai seorang mahasiswa, sudah sepantasnya kita mengetahui fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh pihak kampus. Fasilitas diadakan untuk mahasiswa dan menjadi kewajiban kampus untuk memberikannya, termasuk Lembaga Kesehatan Kampus, fasilitas di bidang kesehatan. Tapi kok nyatanya masih banyak mahasiswa yang belum tahu perihal fasilitas yang satu ini, ya?
Layanan Kesehatan Kampus (LKK) merupakan salah satu lembaga yang melayani mahasiswa di bidang kesehatan. Meskipun cukup tergolong baru dan belum berupa klinik, tidak pantas menjadi alasan untuk mahasiswa tidak mengetahuinya. Karena, mereka perlu mengetahui adanya Layanan Kesehatan di Kampus, agar bisa mendapatkan layanannya.
Lalainya pihak kampus dalam penyosialisasian fasilitas ini mengakibatkan banyak mahasiswa yang kurang paham. Bahkan tidak sedikit mahasiswa mengetahui adanya Layanan Kesehatan di kampus ini melalui penyebaran kuesioner dari al-Millah beberapa hari yang lalu, padahal Layanan Kesehatan Kampus sendiri lo sudah dimuat dalam survei kesehatan saat pengisian KRS yang wajib dijawab oleh mahasiswa. Hal yang tidak terduga adalah, hasil survei ini sangat memuaskan, berbeda dengan hasil yang didapatkan dari survei aL-Millah. Lantas apa fungsi survei kesehatan tersebut? Toh hasilnya tidak akan membuat kampus 'berbenah'.
Seharusnya Layanan Kesehatan ini disosialisasikan seperti halnya penyosialisasian perpustakaan pada mahasiswa baru ketika minggu awal masuk kuliah. Sosialisasi perpustakaan dibagi menjadi sejumlah sesi dan dilaksanakan beberapa hari di lantai 3 Gedung Perpustakaan. Mahasiswa dari beberapa kelas yang tidak ada jadwal matkul diberikan pengarahan secara rinci mengenai tata cara, peraturan hingga pengoperasian perpustakaan dari pegawai pepustakaan.
Hal serupa bisa juga diterapkan oleh Layanan Kesehatan Kampus. Sehingga diharapkan Layanan Kesehatan Kampus ini dapat diketahui eksistensinya dan dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa. Coba aja mahasiswa tahu ada Layanan Kesehatan di Kampus (terutama anak kos pas akhir bulan), kan mereka bisa berhemat.
Sangat disayangkan. Kebanyakan mahasiswa mengetahui bahwa unit kesehatan di kampus itu hanya ada UKM KSR sehingga jika ada mahasiswa yang sakit dibawanya ke sana, bukan LKK. Padahal bukannya kampus sudah memiliki Layanan Kesehatan?Meskipun sama-sama bergerak dalam bidang kesehatan, akan tetapi tentu saja KSR dan LKK ini berbeda. Salah satunya, dari sisi pengelola atau yang menangani pasien. Jika KSR ditangani oleh mahasiswa, maka LKK ditangani oleh perawat dan dokter. Walaupun dari KSR sudah dibekali perihal penanganan kesehatan, akan tetapi akan lebih akurat jika ditangani oleh dokter maupun perawat yang ada. Akan lebih baik jika LKK dan KSR ini bisa saling bekerja sama karena keduanya sama-sama bergerak di bidang kesehatan.
LKK juga seharusnya bisa melakukan inovasi-inovasi dengan meningkatkan fasilitas kesehatannya, bukan hanya terkungkung di dalam gedung akademik. Memiliki gedung/ruangan yang lebih bisa dijangkau juga sebagai salah satu tanda bahwa LKK ini benar-benar terbuka dan tersedia untuk setiap warga kampus.
Saya berharap Layanan Kesehatan Kampus IAIN Ponorogo bisa lebih dekat dengan mahasiswa. Alangkah baiknya LKK ini mendapatkan penanganan yang serius dari pihak kampus dan lebih disosialisasikan agar mahasiswa tidak kebingungan mencari penanganan ketika sakit di kampus.