STUDIUM GENERALE FUAD: Pendakwah Harus Beretika
https://betamillah.blogspot.com/2018/04/studium-generale-fuad-pendakwah-harus.html
Selasa, (03/04/2018) Fakultas Ushuluddin dan Dakwah menyelenggarakan Stadium Generale perdananya di Gedung Graha Watoe Dhakon. Mengusung tema “Etika Dakwah dalam Menghadapi Tantangan Zaman”, panitia menggandeng Awaludin Pimay (Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang) dan Sumani (Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ponorogo) sebagai pembicara.
Awaludin menyampaikan beberapa poin tentang bagaimana seharusnya dakwah. Bahwasannya dakwah itu rahmatan, dakwah itu mengajak bukan mengejek, mengayomi bukan mengadili, merangkul bukan memukul, mengasihi bukan menghakimi, humanis bukan apatis, nurani bukan birahi, mengisi bukan basa-basi, aplikasi bukan hanya teori, ikhlas bukan meminta balas, pikiran cerdas bukan pikiran kontras, dan mengintrospeksi bukan mengintegrasi.
Awaludin juga mengatakan bahwa semua profesi harus memiliki etika, termasuk pendakwah. “Semua profesi harus memiliki etika, di KPI mata kuliah etika dakwah ini belum ada, saya menyarankan agar etika dakwah ditambahkkan dalam mata kuliah”, pungkas Awaludin di sela-sela menyampaikan materi.
Selain itu, Awaludin juga menyampaikan jika Etos dan Motif berdakwah harus ikhlas karena Allah. “Berdakwah itu semata-mata ikhlas karena Allah, tidak mengharapkan balasan pahala manusia serta takut ancaman Allah”, tambah Awaludin.
Selanjutnya Sumani menyampaikan materi yang kedua mengenai Pedoman pendataan Pengelolaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Sumani memaparkan tingkat perekonomian di Ponorogo paling rendah ke dua di Jawa Timur. “Di Ponorogo tingkat perekonomian miskin dan perceraian menduduki peringkat kedua terbanyak di jawa Timur, dikarenakan kurangnya pengetahuan dan tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri”, jelas Sumani.
Di Penghujung acara diadakan sesi Tanya jawab antara mahasiswa dengan pemateri. Evi Novitasari, salah satu penanya dari mahasiswa jurusan KPI semester 4 menanyakan tentang maraknya dakwah di sosial media yang tidak jelas sumbernya dan kemudian menimbulkan konflik. Awaludin menegaskan, “Jangan salahkan sosial media, cukup baca saja dan jangan memberikan komentar apalagi mempercayai sesuatu yang belum jelas kepastiannya”, jawabnya.
Pertanyaan selanjutnya dari Fajar mahasiswa jurusan IAT semester 2 mengenai pemberdayaan masyarakat pengangguran di Sumoroto Ponorogo. Sumani menjawab, “Alhamdulillah Sumoroto sudah kami berdayakan dengan usaha ekonomi, salah satunya janda di sana kami modali untuk berjualan kacang, memang belum semua, oleh karena itu kami minta untuk semua saling membantu”, jelasnya.
Di sisi lain Tri Puspita Sari mahasiswa jurusan IAT semester 4 mengungkapkan rasa kekagumnya terhadap acara. “Excited sih, nggak nyangka FUAD mengadakan acara sebesar ini semoga selanjutnya lebih baik, tapi ada kendalanya yaitu terlalu mendadak jadi tidak ada penampilan seperti Stadium Generale-nya FEBI”, kata Pita.
Senada dengan Puspitasari, Ayu Handayani selaku mahasiswa jurusan KPI semester 2 juga mengungkapkan rasa antusiasnya. “Menarik, karena yang dibahas kan dakwah di zaman sekarang, jadi kita bisa tahu bagaimana etika dakwah yang baik”, ucap Ayu.
Reporter : Umi, Zona & Azizah