Bedah Buku Karya Haidar Bagir, Upaya Pemberdayaan Intelektual Mahasiswa
https://betamillah.blogspot.com/2017/05/bedah-buku-karya-haidar-bagir-upaya.html
lpmalmillah.com, Ponorogo- Di tengah situasi yang sedang sensitif perihal golongan radikal keagamaan di Indonesia, pascasarjana IAIN Ponorogo Rabu, (10/5) menggelar bedah buku. Bedah buku yang diselenggarakan di Aula Pascasarjana IAIN Ponorogo dengan tema “Agama dan Spiritualitas di Zaman Kacau” ini, menjadi pembicaraan yang menarik karena belakangan ini sedang marak golongan yang saling menjatuhkan dengan membawa nama Islam. Buku “Islam Tuhan Islam Manusia” karya Dr. Haidar Bagir menjadi buku yang menarik untuk dibedah bersama satu pembanding, dan satu moderator.
Pembukaan dimulai pukul 10.00 WIB dengan diawali sambutan oleh Dr. Aksin Wijaya selaku pembanding. Aksin yang juga Direktur Pascasarjana ini menjelaskan sedikit mengenai karya Haidar Bagir. Dilanjutkan dengan ditutup doa oleh Dr. Abdul Mun’im. Setelah pembukaan selesai kemudian dilanjutkan dengan inti acara yakni bedah buku “Islam Tuhan Islam Manusia” karya Dr. Haidar Bagir dengan moderator Abid Rohmanu, yang merupakan Dosen Tasawuf dan Filsafat IAIN Ponorogo. Dalam acara tersebut, Haidar menjelaskan perihal latar belakang buku yang dia tulis di hadapan sekitar 180 mahasiswa IAIN Ponorogo dan universitas di sekitarnya.
Dr. Haidar Bagir adalah seorang dosen, cendekiawan, dan ahli tasawuf. Beliau salah satu tokoh umat Islam Indonesia yang telah melanglang buana di berbagai tempat bahkan luar negeri. Beberapa tahun lalu beliau mendirikan gerakan Islam Cinta. Buku itu berisi perenungan Haidar mengenai agama di tengah permasalahan umat manusia, termasuk tentang perbedaan pendapat hingga radikalisme suatu golongan yang sedang menjamur di Indonesia. Dalam buku tersebut, Haidar juga menyinggung mengenai dialog antar Islam, budaya, dan peradaban manusia.
Dalam bukunya itu, Haidar Bagir menyerukan pentingnya mengembalikan spiritualitas dan cinta dalam kehidupan beragama. Ajakan ini tidak lepas dari makin menjamurnya paham dan tindakan radikal dan tafsir agama, hingga munculnya fenomena saling mengkafirkan dan menyesatkan satu sama lain, bahkan dalam satu agama sendiri. ”Kan sekarang banyak yang suka mengkafir-kafirkan,menuduh munafik kalo nggak sepaham dengan mereka,”ucap Haidar.
Haidar juga menulis tentang krisis yang mendera masyarakat seperti maraknya berita hoax yang menjadi pemicu berbagai konflik dan kesalahpahaman. Menurut Haidar, cinta dan spiritualitas dalam ajaran Islam akan menyadarkan umat untuk membangun hubungan dengan sesama manusia, karena inti dari agama adalah budi pekerti.
Acara ini juga membahas beberapa isu seperti HTI, Syiah, hal inilah yang memunculkan beberapa pertanyaan dari mahasiswa yang hadir. Para peserta tampak begitu antusias mengikuti jalannya acara.“Untuk motivasi agar tidak radikal dan cinta Islam tentunya.” Ujar Frengki salah satu mahasiswa Institut Sunan Giri (Insuri) Ponorogo.
Selain bedah buku ini, sebenarnya Pascasarjana IAIN Ponorogo memang sering mengadakan bedah buku yang diagendakan dua minggu sekali, dengan membedah buku karya dosen-dosen IAIN Ponorogo sendiri. Dengan tujuan guna memberdayakan keintelektualan yang memang dituntut memiliki pengetahuan yang lebih. “Memang tujuannya untuk pemberdayaan intelektual. Dan karya pak Haidar menurut saya dapat menterangkan intelektual di kampus IAIN ini.”jelas Aksin, Direktur Pascasarjana IAIN Ponorogo.***
_____________
Penulis : Nining
Reporter: Awaluddin